Posts

liburan singkat Cilegon - TangSel

Image
jalur kereta stasiun Cilegon tampak lengang Beberapa tahun yang lalu, ibu pernah nekat sendiri menempuh perjalanan Semarang - Cilegon hanya dengan moda transportasi kereta saja. padahal, itu adalah pertama kalinya beliau melakukan perjalanan sejauh itu. Saya tentu saja khawatir, apalagi Ibu perlu transit terlebih dahulu. dari Gambir ke Tanah Abang, lanjut ke Rangkas Bitung, lalu diakhiri di Stasiun Cilegon. sebuah perjalanan yang keliatannya akan sangat lamaaaaa sekali kalau dilihat dari rute dan titik transitnya. singkat cerita, Ibu berhasil memenuhi ambisinya, sebuah perjalanan darat menggunakan ular besi yang menghabiskan waktu 8 kali lebih pertandingan sepak bola, tanpa injury time tentunya. pertama dan terakhir kalinya, karena setelah itu beliau kapok buat mengulang lagi. karena satu - satunya, nantinya bakal sering menjadi cerita andalan Ibu ketika kehabisan topik obrolan. terinspirasi oleh keberanian ibu, dan tentu saja agar relate ketika ibu ngga ada habisnya menceritakan penga

27

kemarin, secara resmi aku telah berusia 27 tahun. usia yang ditakuti oleh orang di tahun - tahun yang lalu. kematian dari sebagian orang - orang populer di usia 27 tahun membawa prasangka bahwa kematian adalah hal yang biasa di usia ini. kematiannya pun beragam, bukan semata - mata hanya karena bunuh diri atau overdosis obat - obatan. kecelakaan yang tidak terencana pun mengambil perannya sebagai malaikat pencabut nyawa. aku tentu tidak memiliki rencana untuk mengakhiri nyawa di usia ini. tidak ada sedikitpun. semangatku untuk terus hidup masih ada. ketakutan pun sebenarnya hanya sedikit saja. mengingat kematian secara logis bisa terjadi kapan saja, dan lebih lagi aku bukanlah bagian dari orang yang populer. cukup adil untuk perasaan ini, kurasa. sejauh ini, pencapaian yang telah aku lalui pun biasa saja. karir, kesehatan, penampilan, bahkan asmara tidak terlalu ada kemajuan. Aku tidak ingin membandingkan kepada siapapun, tetapi sebenarnya aku ingin lebih dalam pencapaian pencapaian it

menghilangkan ide makan berlebihan

Kalau suatu hari kalian berfikiran untuk memesan makanan dengan menggunakan aplikasi pesan antar, maka jangan sekali - kali melakukannya dengan rasa laparmu saja. Gunakanlah juga akal sehatmu, logikamu, dan juga teriakan - teriakan dari isi dompetmu yang semakin tipis walau sebesar apapun promo yang akan kamu pakai nantinya. Contoh nyatanya adalah promo klasik ayam tepung badut. Kalian bisa mendapatkan 10 potong dengan potongan sebesar 40rb rupiah sebelum ongkos kirim. Dengan uang sebesar itu, kalian akan melewatkan tumbukan muka dengan debu - debu di jalanan, panas terik matahari yang menyengat kulit lengan, atau dinginnya udara malam yang memukul paru - paru di dadamu. Kalian juga tidak perlu mengekor, untuk menunggu dengan perasaan sebal karena berada di belakang antrian mobil keluarga yang baru berdebat ingin pesan apa begitu berada di samping mikrofon pesanan drive thru. Dan yang terbaik dari semua itu, tentu saja sang bintang utama. iya, 10 potong ayam tepung penuh bumbu penggoya

sudahkah kamu bahagya?

"..." "Gimana kamu aja,  yang penting enjoy kerjaannya dan tetap bahagya" "iya. kamu bahagya ngga kyy?" "cukup bahagya kok. teman kerja baik, kerjaan nggak ribet, suasana tempat tinggal tenang hehehe. kamu gimana?" "kurangnya? aku mau resign dengan bahagya kok" "apa yaa? kayaknya achievment deh. kerjaan terlalu lempeng, ngga ada target gitu. jadi ya gini - gini aja hehe" "..." "tapi overall.., aku bahagya (: "

saya keluar

Saya meyakini, ada batas - batas privasi yang melingkar di setiap orang. Batas - batas itu tidak terlihat, tapi sangat perlu dihormati. Kamu tidak perlu menunduk, mengucap salam, atau mengangkat lengan ke arah kepala dan membentuk sirip di depan dahi. itu tidak perlu.  Menghormati adalah dengan tidak memaksa masuk. Menghormati adalah dengan tidak mencuri dengar. Menghormati adalah dengan tidak beropini aktif, yaitu komentar lalu menyuruh ini dan itu. Marah jika tidak mau. Menhormati adalah dengan diam. ya. cukup diam dan pura - pura tidak tahu. Sampai tuan rumah membuka gembok pagar, memutar kenop pintu, dan mempersilahkan dirimu masuk, diam adalah hal terbijak yang akan menghadirkan respek dari pemilik rumah. Karena meyakini hal - hal prinsipil seperti batas privasi, tentu saya akan berusaha menjadi tamu dan tuan rumah yang baik. Berperan menjadi keduanya, tidak susah kok. kamu hanya perlu diam dan berfikir. beri jeda. lalu tanyakan pada dirimu sendiri, inikah saat

untuk tidak terbawa perasaan

Pagi itu, karena merasakan sedikit sentuhan di sisi kananku, aku terbangun. Sepanjang penerbangan Makassar - Surabaya mataku memang sudah sangat terasa berat. Tetapi pikiranku yang kalut selalu menjagaku terbangun walaupun melayang entah kemana. Menatap awan - awan yang terbingkai jendela. Mengalihkan pandangan ke lubang pendingin yang terlihat biasa saja. Memainkan kenop meja, membuka, lalu menutupnya lagi dengan sengaja. Menarik majalah ke pangkuan, membuka, tetapi huruf - hurufnya sama sekali tak terbaca. Tubuhku akhirnya berontak, lalu tertidur sebentar di titik transit bandara Juanda Surabaya, sampai aku terbangun oleh gelombang penumpang berikutnya. Seorang eksekutif muda, berpenampilan perlente. Ia memakai setelan jas rapi, sepatu hitam yang mengkilat, dan jam tangan merk tissot melingkar di pergelangan kirinya. Duduk di sebelah kananku. Ia memakai kacamata dengan lensa yang cukup tebal, dari sana aku menyimpulkan bahwa usaha kerasnya telah membawanya kepada titik yang sepe

satu - satunya hal yang membuatku bahagia

Sejak aku kecil, ibu memiliki suatu kebiasaan yang selalu dilakukannya setiap malam. Dan kebiasaan itu, berhubungan denganku. Hal yang dilakukan cukuplah sederhana, hanya memintaku mengerjakan sesuatu, dan itupun sangatlah mudah untuk segera dilakukan. Tetapi apa yang kau fikirkan jika kebiasaan itu terus menerus diupayakan terhadapmu? sedangkan kau tau bahwa hal yang harus kau kerjakan itu memang suatu bagian dari rutinitas kehidupan, setiap malam. Memberontak adalah jawabannya. Hari ini, setelah berbulan - bulan lamanya kutinggalkan, akhirnya aku kembali pulang ke rumah. Menginjakan kaki di rumah membuatku mampu untuk kembali bernafas lega, me-rememory lagi kenangan -  kenangan lama adalah suatu hal yang menyenangkan bukan? walaupun itu hanya sekedar kenangan dalam tempo bulanan. Tetapi, ada satu ingatan yang tidak ingin aku ulang setiap malam ketika berada di rumah, ingatan tentang kebiasaan ibu yang itu - itu melulu. Dan aku putuskan, malam ini aku  akan menyerang. Malam y