27

kemarin, secara resmi aku telah berusia 27 tahun. usia yang ditakuti oleh orang di tahun - tahun yang lalu. kematian dari sebagian orang - orang populer di usia 27 tahun membawa prasangka bahwa kematian adalah hal yang biasa di usia ini. kematiannya pun beragam, bukan semata - mata hanya karena bunuh diri atau overdosis obat - obatan. kecelakaan yang tidak terencana pun mengambil perannya sebagai malaikat pencabut nyawa.

aku tentu tidak memiliki rencana untuk mengakhiri nyawa di usia ini. tidak ada sedikitpun. semangatku untuk terus hidup masih ada. ketakutan pun sebenarnya hanya sedikit saja. mengingat kematian secara logis bisa terjadi kapan saja, dan lebih lagi aku bukanlah bagian dari orang yang populer. cukup adil untuk perasaan ini, kurasa.

sejauh ini, pencapaian yang telah aku lalui pun biasa saja. karir, kesehatan, penampilan, bahkan asmara tidak terlalu ada kemajuan. Aku tidak ingin membandingkan kepada siapapun, tetapi sebenarnya aku ingin lebih dalam pencapaian pencapaian itu, seperti orang - orang lain. tapi, ya, membandingkan adalah hal yang sedikit rumit. jika kamu melakukannya, kamu akan merasa bersalah atas hidupmu yang tidak berguna. tetapi jika tidak, kamu akan setidaknya merasa bertahan lama di satu titik yang biasa - biasa saja.

mari kita ulas satu persatu. karir. di usiaku yang sekarang ini, yang telah tercapai bisa dibilang menengah. gaji lumayan tapi tidak berlebihan, posisi bisa dibilang nyaman, lokasi di tempat yang hidup, dan rekan kerja juga menyenangkan. tetapi di atas semua itu, aku bisa membayangkan bahwa akan bertahan cukup lama di posisi itu, beberapa tahun kedepan. tidak ada ruang untuk bersaing, dan aku ragu jikapun ada apakah aku mau?

kesehatan, untukku cukup bagus. hal yang lumayan mengganggu, tiap tahun selama 5 tahun ke belakang ini hanya fenomana unik tubuhku saja. tubuhku mudah sekali naik turun beratnya secara drastis. mengakibatkan munculnya kolesterol yang berada di level di atas normal. sedikit saja. hal ini tentu mengganggu, tetapi aku tidak bisa terlalu berbuat banyak selain menjaga asupan makanan, yang sebenarnya cukup berat. olahraga cukup sulit untuk ditargetkan. biasanya badan sudah cukup lelah menghadapi kerjaan dan kuliah di waktu yang bersamaan. jika ada waktu, aku biasanya memilih untuk beristirahat.

aku tidak ingin meninggal karena faktor kesehatan. bagiku itu tidaklah keren. seperti kamu dititipkan tubuh olehNya tetapi untuk menjaganya saja tidak bisa. yah walaupun suatu kematian tidak diukur tingkat kekerenannya dan orang juga tidak akan terlalu perduli dengan hal itu, tetapi tetap saja.

mari kita beralih ke penampilan, walaupun tentu tidak ada yang istimewa. satu - satunya orang yang bilang bahwa aku rupawan adalah ibu saja. selebihnya biasanya hanya gurauan semata. tunggu, apakah ibuku juga bergurau? tapi mari lupakan hal genetik seperti itu. penampilan menurutku adalah tentang bagaimana kamu menjaga proporsi badan dan wajah semenarik mungkin. bersih dan wangi adalah salah satu faktor utama. lalu dimana aku menempatkan diri di posisi ini? masih, "tidak ada yang istimewa"

Lalu, hal yang selalu menjadi pertanyaan di usia yang sekarang adalah tentang asmara. aku adalah orang yang pasif. enggan untuk mencari, dan enggan untuk menjalani. bagiku melewati kehidupan dengan ditebengi hal berbau asmara adalah sia - sia. sekali saja aku menjalaninya, selama kuliah diploma, tidak berjalan dengan sebagaimana yang diharapkan orang - orang pada umumnya.

aku terlalu sibuk di organisasi, walaupun kami berada di satu organisasi yang sama, baginya perjumpaan kami setiap hari karena organisasi adalah hal yang berbeda. aku tidak berpengalaman melewatkan hal seperti itu di bangku sekolah menengah. tentu menjalaninya untuk pertama kali di bangku kuliah membuatku menjadi kagok dan tidak tau arah. iya, kehidupanku memang hambar. tapi ya apa boleh buat bukan.

semenjak itu, asmara tidak pernah menjadi kabar gembira untukku. aku pernah gagal memulai seorang perempuan yang berkuliah di Surabaya. aku juga tidak berhasil dengan perempuan yang dikenalkan oleh seorang teman. aku terlalu pasif, juga terlalu ragu. kata seseorang, asmara bagiku seperti peribahasa "mati enggan hidup juga tidak mau". aku ingin memulai, tapi tidak terlalu berminat menjalaninya. susah untuk dinalar memang.

sampai aku bertemu lagi dengan perempuan ini. seseorang di kehidupanku yang lama, tetapi dalam setahun terakhir ini, dia selalu membayangiku. aku tidak menyanggah bahwa aku memikirkan dia setiap waktu. hingga pada akhirnya, setelah cukup intens berkomunikasi (bagiku, bukan baginya), dan juga jalan beberapa kali, aku memberanikan diri mengungkapkan perasaanku kepadanya.

belum ada jawaban, tapi sudah menjadi langkah besar untukku. langkah yang membuatku ingin segera tahu, bagaimana kisahku di tahunku yang ke 27. 

Comments

Popular posts from this blog

tahap seleksi indonesia power 2016

dear mamah puan, jangan mau jadi ndeso

Jangan takut repot di jalan