satu - satunya hal yang membuatku bahagia

Sejak aku kecil, ibu memiliki suatu kebiasaan yang selalu dilakukannya setiap malam. Dan kebiasaan itu, berhubungan denganku. Hal yang dilakukan cukuplah sederhana, hanya memintaku mengerjakan sesuatu, dan itupun sangatlah mudah untuk segera dilakukan. Tetapi apa yang kau fikirkan jika kebiasaan itu terus menerus diupayakan terhadapmu? sedangkan kau tau bahwa hal yang harus kau kerjakan itu memang suatu bagian dari rutinitas kehidupan, setiap malam. Memberontak adalah jawabannya.

Hari ini, setelah berbulan - bulan lamanya kutinggalkan, akhirnya aku kembali pulang ke rumah. Menginjakan kaki di rumah membuatku mampu untuk kembali bernafas lega, me-rememory lagi kenangan -  kenangan lama adalah suatu hal yang menyenangkan bukan? walaupun itu hanya sekedar kenangan dalam tempo bulanan. Tetapi, ada satu ingatan yang tidak ingin aku ulang setiap malam ketika berada di rumah, ingatan tentang kebiasaan ibu yang itu - itu melulu. Dan aku putuskan, malam ini aku  akan menyerang.

Malam yang dinanti akhirnya tiba, dan sebilah pisau tajam telah aku siapkan sejak sebelumnya. Jam sekarang menunjukan pukul delapan tigapuluh, setengah jam lagi penyergapan akan segera aku lakukan. Malam ini, atau tidak sama sekali.

Menit berganti dengan pelan tapi pasti, dan sekarang jam tengah menunjukan pukul sembilan kurang tujuh menit. Aku sebenarnya sangat ingin mengeluarkan keringat dingin, kalau perlu sebesar biji jagung. Tetapi suhu yang lumayan dingin ini sedikit kurang mendukung. Aku sangat ingin panik saat ini, tetapi kebalikannya, aku malah sangat tenang.

Jarum panjang jam semakin kasar berputar. Bahkan setiap gerakan tiap satu menitnya seolah membuat tembok - tembok di sekelilingku ikut bergetar. Aku takjub dengan keadaan ini, tetapi aku tetap berusaha tenang. 

Jam sembilan.

waktu membeku.

Jika ada seseorang yang tepat untuk mencairkan, ialah dia Ibuku. Dan memang benar, Ibu berhasil melakukannya dengan baik. Hal ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena ilmu kebiasaan.

"nang, jam sembilan, gosok gigi yang bersih trus langsung tidur ya" celetuknya seketika, ini dia hal yang aku tunggu, fikirku.

Sontak, aku keluarkan pisauku, "Bu, aku sudah besar, sudah bekerja. Kalau hanya sekedar gosok gigi sebelum tidur, sudah tidak usah diingatkan lagi, aku sudah tahu bu".

Ibu diam saja tanpa ekspresi mendengarku menjawab dengan kata - kata yang terdengar tajam. Tentu saja terdengar seperti itu, aku telah mengasahnya semenjak pagi, seharian ini, dan aku memang menginginkannya tajam seperti itu.

Tetapi diamnya akhirnya terhenti, setelah lima detik terlewati, bibir ibu mulai bergetar, "Jika mengingatkanmu gosok gigi setiap malam adalah satu - satunya kegiatan yang membuat ibu bahagia, sinang bakalan masih mau ngomong seperti tadi tidak ya?"

seketika itu, aku sadar, semesta juga sadar, bahwa memberontak bukanlah jawabannya.

Comments

  1. Ya aku juga pernah mengalami seperti itu, ibu selali mengingatkan akan hal yang remeh tapi itu merupakan kegiatan yang membahagiakan

    ReplyDelete

Post a Comment

komentar yang baik, maka kebaikan akan kembali padamu :)

Popular posts from this blog

tahap seleksi indonesia power 2016

dear mamah puan, jangan mau jadi ndeso

Jangan takut repot di jalan