hal paling romantis antara zuhur dan ashar juga maghrib dan isya adalah, mereka bisa sama - sama saling didekatkan oleh jarak

Ada banyak tempat yang belum pernah aku datangi seumur hidup, setidaknya sampai saat ini. Gunung - gunung di pulau jawa, laut di tanah lombok, petak - petak sawah di bali, hutan hujan di bumi kalimantan, juga langit jauh di ujung papua. Tapi hari ini, detik ini, aku hanya ingin berada di sampingmu, bercengkrama menghabiskan waktu berdua. Tidak masalah apakah aku yang harus membacakan sebuah cerita, atau kamu yang akan bercerita, karena aku akan sama - sama menikmati proses keduanya. Jika aku bercerita, aku akan membacakan buku terbaik yang pernah aku baca selama disini, dan jika kamu yang bercerita, aku akan menyediakan telinga terbaik yang aku punya, selama apapun itu, semau kamu.

Hari ini memanglah hari yang sudah lama aku tunggu. Aku tidak tau lagi kapan akan menumpahkan rindu ini kalau bukan hari ini. Jika idul fitri adalah hari besar umat islam, dan jika natal adalah hari besar umat kristen, maka hari ini, yang jelas kalah saing dalam nilai kebesaran, adalah hari besar untukku, hanya aku sendiri. Bosku bukanlah orang yang mudah diajak berkompromi, sedangkan anak buahku tidak semandiri yang orang kira, mereka butuh bimbingan, butuh tuntunan. Karena itu, butuh keberanian besar untuk menentukan hari ini, jika itu bukan oleh sebab dirimu, mungkin aku tak akan mampu.

Jam satu siang, selepas sholat zuhur, aku memacu motorku meninggalkan kantor. Sebelumnya, sengaja aku menjamak zuhur dan ashar karena akan melakukan perjalanan yang cukup panjang. Aku kehabisan tiket kereta, dan perjalanan udarapun akan sia - sia karena kota yang aku tuju tidak memiliki bandara, terpaksa motor sehari hari ini harus lebih bersiaga, membawaku ke kota tempatmu berada. Selama di perjalanan, aku mengingat - ingat kembali isi tas yang aku bawa, hp, dompet, pakaian untuk 3 hari, perlengkapan mandi, alat tulis, dan juga buku terbaik. aku rasa, aku sudah siap menghabiskan hari - hari terbaikku bersamamu, segera.

Jam empat sore, di kilometer ke duaratus lima belas, motorku mogok. Sial! aku lupa mengecek level tangki bensin. Beberapa hari yang lalu, meteran bensin memang rusak, dan aku tidak terlalu panik karena motor ini hanya biasa aku gunakan untuk jarak pendek saja. Kali ini aku menyesal, tidak bertindak yang tepat sesegera mungkin untuk perihal yang kecil ini, terlebih kepada motor sendiri. Sekarang waktuku akan berkurang oleh karena keteledoranku, dan aku tidak mau itu semakin berkurang lagi hanya untuk kuhabiskan dengan berdiam menyesal. Segera kutuntun motorku, mencari pom - pom bensin di sekitaran situ.

Jam lima lebih, motorku bangkit dan siap untuk diajak jalan lagi. Butuh kurang lebih satu jam untuk mencari, menemukan, mengantri, kemudian mengisi bensin kembali. Jika saja tadi aku hanya bersumpah serapah saja di tengah jalan, mungkin hitungan waktu akan lebih dari itu. Dan jika bukan karena kamu, tentu aku tidak akan mampu menahan kesabaranku. Di dunia ini, aku pikir selalu saja ada sebuah alasan yang mampu untuk menguatkan seseorang. Dan andai saja seseorang itu adalah aku, maka alasan terbaik tentu saja kamu.

Jam setengah tujuh malam, aku memutuskan untuk terus memacu motorku. Jalanan di tempat ini sangat sepi, tidak ada motor lain, tidak ada mobil satupun, juga tidak ada seorangpun yang lewat, hanya ada aku dan motorku. Keadaan itu begitu kontras dengan apa yang ada di dalam pikiranku, begitu riuh juga ramai. Di dalam benakku, maghrib kali ini akan aku jamak sekalian isya saja di kotamu. Di dalam benakku urusan makan bisa nanti, asal sudah berada di kotamu, Di dalam benakku apakah aku akan terlihat kusut oleh karena perjalanan ini di depanmu nanti? Di dalam benakku, tentu saja hanya ada kamu. Untunglah, menurut perhitungan, hanya tinggal seperempat perjalanan lagi, aku harus bersabar.

Jam setengah delapan, di tengah perjalanan yang kian mendekati ujung, hp di tas berbunyi. aku menghiraukannya. Sepuluh menit kemudian, hp kembali berbunyi, aku masih menghiraukan. Sepuluh menit berikutnya, hp kembali berbunyi. Kali ini getarannya begitu terasa, entah, akal liarku berkata hal itu karena akumulasi dari dua getaran yang sebelumnya. Karena merasa risih akhirnya aku menepi, toh sebentar lagi akan sampai, hitung - hitung melepas rasa lelah sejenak. Tas bagian depan aku buka, mencari hp, kemudian menyalakannya. Astaga, panggilan dari bos.

"Halo, selamat malam pak teguh, ada apa ya pak?"

"halo, malam mas, maaf mengganggu rencana liburanmu hari ini dan juga untuk 3 hari berikutnya. Ada hal penting yang harus saya sampaikan malam ini segera"

kakiku mulai gemetar mendengar bos berkata hal itu, padahal saat itu yang harusnya terasa pegal adalah daerah punggung dan bokong saja, tidak kurang, tidak lebih. segera aku menjawabnya "ooh, iya pak, ada yang bisa saya bantu?"

"mas, mendadak besok pagi dan lusa bagian vendor ingin presentasi, dan jajaran direksi sudah menyepakatinya tentu saja mas yang bertanggung jawab terhadap vendor itu harus datang. gimana mas? bisa kan?"

Jegerrrrrr. dunia ini serasa runtuh,
dan kali ini, bukan karena kamu.

Setelah beberapa menit percakapan yang menyedihkan, aku terduduk lemas di trotoar jalan. punggungku pegal, bokongku panas, dan kakiku masih gemetar, kali ini, ditambah kepalaku keram. Ada sebagian dari diriku yang ingin memberontak, menerobos ke kota di depan sana, bertemu denganmu, menghabiskan waktu bersamamu, dan bersamaan dengan itu acuh terhadap waktu yang lalu. tapi aku tidak bisa, akal sehatku masih ada. Aku kemudian menyalakan hp lagi, membuka whatsapp, mengetikan namamu, kemudian mulai membuat sebuah pesan.

"Hei, sudah begitu lama aku menantikan hari ini dan aku harap kamupun begitu. kamu tau? ada beberapa hal yang tidak bisa tercapai sekalipun kamu memaksakan akan hal itu. walaupun rencana sudah tertulis jauh - jauh hari, walaupun pengorbanan telah dilakukan sebanyak air di lautan, dan walaupun waktu sudah habis ditelan penantian. Jika memang ditakdirkan untuk tidak tercapai, maka tentu saja jawabannya adalah tidak. kali ini aku hanya bisa berandai, andai saja kamu adalah zuhur maka aku ingin menjadi ashar, dan jika kamu adalah maghrib, maka aku ingin menjadi isya. karena hal paling romantis antara zuhur dan ashar juga maghrib dan isya adalah, mereka bisa sama - sama saling didekatkan oleh jarak"

Comments

  1. Entah kenapa pas baca tulisan ini jadi inget sama drama korea haha. Romantis sekali mas Okky nih, keren tulisannya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin sang tokoh ini perandaian dari song joong ki yang katanya mukanya mulus tanpa cela itu huehehehe :p
      okee makasih ya :)

      Delete
  2. pasti nyesek ._. atau apalah namanya itu. ceritanya dramatis sekali gan, banyak permasalahannya.. dan itu yang membuatnya tambah menarik dibaca.

    aku jujur gemes sendiri sama bosnya :" maksudnya, itu sudah setengna perjalanan dan......

    keren!

    ReplyDelete
  3. Wah sudah dalam perjalan :D kalau saya dalam posisi itu pasti sudah kesal campur marah tapi ujungnya2 pasti nurut juga sama bos :D.. Yah sabar saja, terkadang jarak itu mempunyai seni hubungan sendiri yang unik dan menarik. Akan ada waktu dimana jarak bukan lagi sebuah penghalang. Oh yah! paragraf terakhir itu sisi romantisnya dapat lohh :D

    ReplyDelete
  4. WOW! Sedikit terperangah pas baca ending ceritanya..

    Jadi intinya, kakak lebih milih kerjaan daripada cewek itu?! Sayang yah, padahal hampir sampai lho..

    ReplyDelete
  5. Sayang sekali ya mas, rencana ingin bertemu udah setengah jalan tapi gagal.

    Ya mungkin dengan pesan lewat WhatsApp yang kamu kirim dia akan mengerti mas hihihi

    Seandainya aku diposisimu aku juga akan melakukan hal yang sama, karena kita masih sama-sama waras dan punya akal sehat hihihi.

    ReplyDelete
  6. Emang masalah kerjaan dan cinta suka jadi dilema tersendiri. Kalo pekerjaan ditinggalin, kita punya tanggung jawab dalam pekerjaan itu, apalagi udah setengah jalan tuh. Derita LDR-an..

    ReplyDelete
  7. Jujur, aku suka banget sama kalimat yang kamu pakai buat judul, itu romantis banget.

    Yahh, aku juga ikutan kecewa nih. Usaha kamu buat menempuh perjalanan ke kota dia padahal sudah niat sekali, tapi ada saja halangan yang datang. Mungkin memang belum sekarang kamu bisa ketemu sama dia. Mungkin vendor tersebut lebih membutuhkan kehadiranmu. Semoga kamu segera dipertemukan denga si dia yaa.

    ReplyDelete
  8. Jadi ceritanya mau ketemu doi tapi ditengah perjalanan ada tuntutan pekerjaan sehingga nggk bisa ketemu, iya......kmu bilang aja ke doi klo kmu udh berusaha kesana tapi ditengah perjalanan mogok, bos nelpon, dan lain lainlah

    ReplyDelete
  9. Kok habis baca alasan batal kunjungannya gara gara urusan pekerjaan, aku sensi ya? Hmmph, karena terkadang aku juga begitu. Pekerjaan yang terlalu padat sampai menyita banyak hal. Pekerjaan yang terlalu menumpuk sampai mengambil sebagian fokusku pada seseorang. Padahal pekerjaan bisa pindah kapan kapan. Kalau urusan hati dan keluarga harus diperjuangkan. Aku ngenesss banget bacanya. Berasa banget nyeseknya.

    ReplyDelete
  10. Selalu ada rencana besar-Nya di setiap kejadian.Jarak hanya soal angka dalam kilometer, waktu pun hanya soal angka dalam menit. Eh ini ketemu pacar atau ketemu ibu? Bisa juga ketemu adik atau kang parkir (kang parkir suka ngangenin kalo lama gak nongol). :D

    ReplyDelete

Post a Comment

komentar yang baik, maka kebaikan akan kembali padamu :)

Popular posts from this blog

tahap seleksi indonesia power 2016

dear mamah puan, jangan mau jadi ndeso

Jangan takut repot di jalan