Posts

Showing posts from November, 2015

dimanja oleh mi kopyok

Image
Jika kamu baru pertama kali menginjakan kaki di Bumi Semarang, maka salah satu hal pertama yang akan kamu tanyakan adalah "makanan apa yang enak di Kota ini?". dan jika saja kamu beruntung bisa menanyakan pertanyaan opini tersebut kepada saya, maka dengan tegas saya akan menjawab "cobain deh, mi kopyok. selamanya kamu akan rindu dengan kota ini." Saya adalah salah satu fans garis keras dari kuliner ini. segelintir orang menyebutnya dengan mi lontong, namun nama mi kopyok lebih populer terdengar. hal ini dimungkinkan dari proses pembuatannya yang di'kopyok' dulu sebelum dihidangkan. pada dasarnya kuliner ini banyak tersebar di Kota Semarang dan sekitarnya. Mi kopyok berisi potongan lontong, mi, tauge, tahu pong, dan krupuk gendar yang disiram air bawang putih (biasanya saya tidak memakai lontong, dan menggantinya dengan krupuk gendar ekstra). untuk memantapkan rasa boleh ditambahkan kecap dan sambal sesuai selera. pada umumnya mi kopyok semarang di

Solusi Untuk Amaryllis

Image
google.com dengan perubahan. Melihat aktivitas online pekan ini, tentu sudah nggak asing dengan berita kegegeran area kebun bunga amaryllis di daerah gunung kidul Jogjakarta. Setelah tersebar luas di media instagram, twitter, facebook dll, area perkebunan yang nyaris tertutup oleh hamparan oranye bunga amaryllis ini seolah hanya menjadi sinta-jojo, ngehits tapi hanya untuk sementara. kenapa sementara? ya karena sudah (hampir) tidak ada lagi keberadaannya alias rusak terinjak - injak. perusakan kebun bunga oleh oknum yang tidak bertanggung jawab ( atau seterusnya kita sebut Alayers Cabang Indonesia Jogja ) itu, sekali lagi menjadi gambaran betapa bocahnya sifat orang Indonesia kebanyakan. mereka datang dengan harapan bisa bebas mengekspresikan diri di alam, tetapi mereka lupa bahwa yang namanya bebas harus selalu berdampingan dengan tanggung jawab. "bebas dan tak bertanggung jawab = bocah" "loh, jangan asal tuduh sembarangan Alayers Jogja itu bukan bocah, Alayers

Pilihan

Terkadang dalam menentukan sesuatu, mereka ditemukan dengan pilihan yang merepotkan. ketika keraguan datang, maka tak jarang mundurlah yang menjadi jawaban. bukan berarti buruk, dan bukan pula berarti baik. yang aku pahami, mereka hanya menunda sebuah pilihan. mereka mencoba untuk menghitung diri, kesiapan dan juga kemampuan. hingga nanti waktu yang tepat datang, mereka akan melenggang dengan bebas dan penuh perhitungan. "kamu mungkin saja bisa menunda, tetapi waktu tidak akan pernah melakukannya."

First Interview

Image
"Chance never comes twice", I bet some of you already heard that quote. But I think, chance is flexible, "he" Always know how to come again, again, and again. that you have to do is feel it, in every moment, God Always gives you second chance, on the top of that, is many more. ... It was start today, my first interview. well, in reality this is not my first, because I have ever did it before. But if it must be relate with my educational background, its worthy. this is my chance, and I have to pick it up. if I fail there is no problem, because I have learned everything that must be learned. and if I passes... well... its magic. "what will you wear today, son?" my mom asked me. hmm! i'm little confused to decide that. what is the best outfit to take an interview? batik or long-sleeved shirt? jeans or slacks? appearance is an important things to do, because first impression said everything. your personality, your respect, your self-confident etc

manusia - manusia paris

Image
paris menangis, media bergemuruh, jutaan orang mengutuk. menjadi suatu hal yang wajar apabila dunia gempar mendengar aksi terorrisme di paris beberapa waktu yang lalu. ratusan orang meregang nyawa, sedangkan ribuan orang lainnya terancam ketakutan yang sama. terror! lalu kemana perginya palestina? kemana hilangnya suriah? atau sebegitu tak terlihatnyakah rohingnya? uyghur? dan puluhan aksi terror tertutup lainnya. dunia yang tersisih puluhan tahun, atau mungkin lebih dari itu. jutaan warga palestina harus meregang nyawa. puluhan hari, atau mungkin lebih dari itu, rohingya, uyghur, suriah, terancam kebebasannya sebagai manusia, kebebasan untuk hidup. apakah mereka bukan bagian dari dunia? tidak. yang aku tahu, mereka hanya tersisih. aku adalah satu diantara manusia yang hanya mampu menyerap sari dunia dari media. apa yang berada di media, apabila itu tidak mengada - ada maka aku akan percaya benar adanya. hari ini dunia mengutuk terrorisme di paris, bahkan sebagian besar dianta

gerimis, malam, dan jalanan

gerimis menyertai semilir angin kota, memeluk ringan di sela - sela jaket. aku memacu motorku pelan menyusuri jalanan malam Semarang. kerlap - kerlip lampu kendaraan menghias sepanjang jalan, membentuk oase indah yang tak terjangkau lengan. sengaja aku arahkan motorku lebih ke kiri sehingga lajunya dapat aku kurangi lagi. akupun heran, hanya dengan menikmati jalanan, semua beban seharian seperti hilang. dalam dunia ini siapa yang tak suka dengan keramahan pagi, lalu jangan lupakan sore dengan segala keelokannya, tetapi tak ada yang lebih aku suka dari cara malam menjemput manusia. malam adalah panggilan pulang, ia menghantarkanmu dalam naungan angan - angan. malam itu bebas, karena itu ia tak terbatas. dan saat ini aku tengah berada di zona tanpa batas itu. aku menyukai kesendirian ini. gerimis, malam, dan jalanan, sebuah perpaduan yang membuatku merasa dimanja oleh Tuhan. bukankah kebahagiaan tidak selalu terukur oleh sesuatu yang bernilai tinggi, sedangkan dengan segala kese

hilang

tak juga kupahami, kenapa rintik hujan semalam begitu membekas di memori. bukan, bukan suaranya, hanya sepotong gambar kusut tarikan garis vertikal yang mencitrakan sunyi. tentu dulu, di ruang ini, keramaian pernah memeluk kami. aku tak ingin kamu menjelma menjadi salah satu diantara garis itu. walaupun jika itu benar terjadi, tentu saja aku dapat menemukanmu dengan mudah. biar saja kamu menjadi yang sekarang ini, menjadi seorang gadis sederhana berhias lengkung sabit diantara kedua pipi. yang aku inginkan kamu mau menemaniku untuk sekedar duduk di beranda depan. ceritakanlah segala hal layaknya penghujan di bulan desember, lalu aku akan menjadi gersang yang merindukan hujan. kamu pikir aku yang telah menciptakan langit di wajahmu? tidak, tanpa aku, kamu sendiripun mampu. bagaimana mungkin aku bisa melakukannya jika anganku saja tercetak kelam. tak ada bintang, tak ada bulan. lalu kamu sekarang tiba - tiba saja pergi, meninggalkan bekas, hingga langitku semakin mati.

Pergi

Image
ada garis - garis halus yang tak akan pernah terputus garis itu kemudian terikat terpaut tak kenal sekat tak usahlah kalian berbicara perihal kesengajaan jangan pernah sekalipun ada juga bagian - bagian diantara kita yang tak akan pernah usai tersusun pelukan erat di jeda hujan buatan itu tangis haru di riuh retaknya sandiwara yang lalu jujur aku rindu keramaian asing tak begitu mahir memecah kosongnya hati hari ini malam ini detik ini sedangkan rindu memekat dari segala sisi menghantarkan pergi bolehkah aku bertanya? seberapa lama memori mampu menampung kenangan sebanyak ini? kita mungkin perlu berupaya lebih dekat lagi untuk saling memahami untuk saling mengerti paling tidak biarkan aku membuat alasan untuk menahan kalian pergi