Solusi Untuk Amaryllis

google.com dengan perubahan.
Melihat aktivitas online pekan ini, tentu sudah nggak asing dengan berita kegegeran area kebun bunga amaryllis di daerah gunung kidul Jogjakarta. Setelah tersebar luas di media instagram, twitter, facebook dll, area perkebunan yang nyaris tertutup oleh hamparan oranye bunga amaryllis ini seolah hanya menjadi sinta-jojo, ngehits tapi hanya untuk sementara. kenapa sementara? ya karena sudah (hampir) tidak ada lagi keberadaannya alias rusak terinjak - injak.

perusakan kebun bunga oleh oknum yang tidak bertanggung jawab ( atau seterusnya kita sebut Alayers Cabang Indonesia Jogja ) itu, sekali lagi menjadi gambaran betapa bocahnya sifat orang Indonesia kebanyakan. mereka datang dengan harapan bisa bebas mengekspresikan diri di alam, tetapi mereka lupa bahwa yang namanya bebas harus selalu berdampingan dengan tanggung jawab.
"bebas dan tak bertanggung jawab = bocah"
"loh, jangan asal tuduh sembarangan Alayers Jogja itu bukan bocah, Alayers Jogja itu alayers yang sudah bersertifikat gaul nasional, bedakan dengan bocah. jangan - jangan penyebab kerusakan kebun itu selama ini memang bocah daerah situ, jangan - jangan semalem ada angin ribut, jangan lupakan juga kemungkinan - kemungkinan seperti binatang buas, banjir bandang, alien, negara api, jokowi dan lain sebagainya." ckckck nah ini, gimana mau bertanggung jawab, ngerti kesalahannya sendiri pun enggak. butuh bukti? nih saya kasih gambarnya.

tuh pada jongkok - jongkok nggak jelas. ngapain mbak? (google.com)
mau bukti kayak gimana lagi? ada sih pose lagi ndlosor menggoda gitu, tapi maaf ini bukan blog porno. ada juga pose tampak depan, tapi males ah malah ngerusak kearifan blog saya lagi hehe. lagipula saya ndak mau muluk disebut menyebarkan pesan kebencian terhadap alayers jogja. yang nggak ngerasa jangan marah. kalo butuh bukti yang lainnya, cari di google tuh, udah banyak yang nyebar.

lalu gimana solusinya?

seperti yang saya bilang sebelumnya, saya ndak mau terlalu menyalahkan kejadian ini kepada para alayers. saya juga ndak mau dikata pembenci tanpa solusi. karena pada dasarnya semua yang terjadi di alam ini menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai manusia, yaitu satu - satunya mahluk yang dijuluki khalifah (pemimpin) di muka bumi. keren nggak tuh!

jadi gini, solusi yang sudah saya fikirkan jauh - jauh sebelum memposting tulisan ini, berlaku juga bagi semua obyek fotogenic di Indonesia. solusi ini sifatnya pendapat, boleh dibenarkan dan sangat boleh disalahkan. bebas, terserah, semau kalian dah.

pertama, perlu kita sadari bahwa pemicu atau sumbu dari segala kerusakan di kebun Amaryllis ini adalah media sosial. saya sebagai orang yang aktif bermedia sosial inipun pasti akan tergoda dengan penawaran tempat yang indah - indah, termasuk kebun Amaryllis. kuncinya adalah batasan dalam penyebaran. jika kamu orang yang benar-benar penikmat alam, pasti akan berfikir lebih dari sekali untuk berbagi foto ke media sosial. apalagi untuk tempat - tempat yang belum siap menerima kedatangan kaki - kaki manusia. so, keep your instagram silent, atau kalau memang bener bener pingin pamer, rahasiakan lokasi.

kedua, beretika. sebagai warga negara Indonesia yang benar - benar memiliki darah Indonesia asli. pasti tahu dong yang namanya etika atau sopan santun. jangan kalah sama rumpun asia lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura dll. kita warga pribumi harus membumi, mencintai alam dengan sebenar - benarnya cinta. nggak mau kan, apa yang sudah kita nikmati sekarang tidak bisa dinikmati anak dan cucu kita kelak? maka jagalah etika. kalau dilarang buang sampah sembarangan, ya jangan buang. kalau dilarang menginjak rumput, ya jangan injak. kalau sekiranya tidak ada papan peringatan dan lain sejenisnya, peringatkan diri kita sendiri. itulah yang dinamakan etika.

ketiga, banyak orang yang menjadi seenaknya sendiri terhadap suatu hal apabila tidak bekaitan langsung secara batiniah. dalam hal ini kita sebut rasa memiliki. rasa memiliki menimbulkan tanggung jawab yang besar oleh diri. jika kamu berada di gunung, jadikanlah gunung itu seperti dirimu. jika kamu berada di pantai, jadikanlah pantai itu layaknya anakmu. tumbuhkanlah rasa memiliki, dengan hal tersebut insyaAllah kamu akan menjadi hati - hati.

keempat, jika ketiga solusi sebelumnya adalah penjabaran bagaimana kita merubah diri, maka kali ini lebih ke bagaimana merubah keadaan. melihat dari bagaimana beringasnya para alayers di kebun amaryllis, maka bisa kita simpulkan bahwa betapa bebasnya tempat tersebut. solusi yang dapat diambil adalah dengan memabatasi ruang dari ancaman perusakan. jika memang menginjak dapat merusak, maka gunakanlah pagar. jika kurang tempat untuk berjalan, maka buatkanlah jalan setapak. dan jika memang semua itu butuh biaya yang besar, maka patoklah uang masuk area atau uang pengembangan dengan harga yang pantas. sah - sah saja kok mencontoh bagaimana perawatan kebun bunga pribadi di thailand, jepang, korea dll.

kelima, dan jika segala cara dan solusi tetap tidak mengubah kesadaran dan keadaan. maka mau tak mau mohonlah kepada Tuhan, agar segala keindahan alam ini dipindah saja dari bumi Indonesia. pindahkan ke tempat di mana orang - orang memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi. biarkanlah kami belajar terlebih dahulu untuk bisa menghargai.

...

pada akhirnya, saya disini hanya bisa berkomentar dan beropini. hanya bisa banyak omong dan protes sana - sini. tapi nggak papa, toh saya nggak perduli selama dengan segala opini saya bisa memberikan kebermanfaatan yang pantas. nggak manfaat juga gapapa deng, kan itu opini kalian haha.




Comments

  1. Oh iya mbak, sumber foto yang diatas itu dari mana ya? atau mbak foto sendiri?

    Disini juga ada tempat namanya mata air tibu idjo. Saya sendiri belum pernah kesana. Tapi hasil ngobrol sama warga disana, katanya sumber mata air yang juga ada air terjunnya itu udah ditutup untuk wisata. Soalnya sejak orang-orang rame kesana yang ada malah air tersebut kotor. Karena banyak yang mandi yang mana menyisakan bekas sabun dan shampoo. Walaupun udah dilarang tapi tetap aja...

    Jadinya ditutup deh. Padalah pengen kesana :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh, sebelumnya saya mau koreksi dulu ya hehe. diperbolehkan nggak? boleh ya, harus boleh hehe.
      saya nggak embak embak, saya laki laki tulen lhooo. boleh dipanggil dik saja atau mas :). suwun dan terimakasih.

      untuk foto fotonya itu, saya dapatkan dari google. sumbernya siapa yang memfoto saya juga nggak tahu. pokoknya dari google gituu aja hehe.

      waaah sayang sekali jika sampai wisata alam seperti air terjun harus ditutup karena ulah pengunjungnya sendiri. tapi kalau itu adalah langkah yang terbaik, kenapa enggak. minimal bisa mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi terhadap alam. yang perlu kita sadari adalah bagaimana keadaan alam nantinya 5 hingga 10 tahun kedepan. nggak bisa bayangin.

      kalau boleh tahu lokasi dimana ya?

      Delete
  2. ya begitulah, ornag kita sellau gak pernahs adar dg yang seperti itu. gak usah kebun itu deh di setiap wisata saja kadang tangan gatel kalau agk nulis/coret-coret di pohon. Emang org bakal tahu dia kalau dia nulis anmanya di pohon???? belum buang sampah sembarangan....

    ReplyDelete
    Replies
    1. tipikal pengen pamer mbak hehe. kalo bisa sih menahan diri dari segala hasrat pengen pamernya. toh kalo tempatnya terjaga keindahannya kita juga bisa ikut seneng kan hehe

      Delete
  3. Miris ngeliat keadaannya. Padahal indah banget pas sebelum jadi sarang tikus kayak gitu. Jadi harus mewanti2 juga kepada diri sendiri supaya kuat menahan godaan buat g serta merta pamer di medsos yg akhirnya berujung kerusakan

    ReplyDelete
    Replies
    1. miris miris, btw udah pernah main kesana mbak? hehe
      iya harus tahan hasrat hehe

      Delete
  4. Bener banget mas, awal kerusakan itu dari sosial media! Sekali klik ribuan orang menyaksikan. Jadilah ribuan orangitu pula merusaknya!

    Miris banget denger beritanya. emang mental orang-orang kita belum siap buat saling jaga lingkungan. apalagi itu kebun amarilys ada yang punya, kesian juga sama pemiliknya ya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebenarnya nggak masalah ngeshare ke sosmed, asal sudah yakin bahwa tempat yang akan di share tersebut sudah layak dan sanggup menerima ribuan pengunjung. lah yang memang asli tempat wisata aja bisa rusak lho, apalagi yang dadakan kayak kebun ini.

      denger denger sih yang punya bakal ngembangin jadi tempat wisata, semoga ada dukungan dari alayers jogja hehehe

      Delete
  5. Ikut prihatin melihatnya, semoga ada solusinya yang terbaik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin, semoga ada solusi yang menguntungkan semua pihak

      Delete

Post a Comment

komentar yang baik, maka kebaikan akan kembali padamu :)

Popular posts from this blog

tahap seleksi indonesia power 2016

dear mamah puan, jangan mau jadi ndeso

Jangan takut repot di jalan