Posts

Showing posts from July, 2015

jiwa

Image
... Kala itu terik membakar. Membunuh nyali meracun tegar. Sorakan kosong hanya omong kosong. Peduli setan! Kami bukan macan ompong. Berteriak! Tak satupun hampa kami biarkan sisa. Berteriak! relakan suara tinggalkan raga. Berteriak!  Berteriaklah!  Hingga satu demi satu,  Jiwa kami merasukimu. ...

Elif, fenomena baru drama turki di Indonesia

Image
Mahabaratha era shaheer sheikh dalam penanyangannya mendulang kesuksesan yang sangat tinggi. Masyarakat indonesia seolah kecanduan dengan adegan para dewa dewi, yang padahal dalam konteks pewayangan jawa mempunyai versinya tersendiri. Mahabaratha kemudian seolah menjadi ibu bagi drama seri India yang berikutnya. satu demi satu drama seri dari negri hindi itu dibeli televisi lokal, dengan maksud mempertontonkannya secara massal. kesuksesan seolah menular, masyarakat senang mendapatkan tontonan yang secara budaya cukup berbeda. Sekarang era itu perlahan-lahan mulai jatuh. persaingan dalam mendulang rating menjadi penyebabnya. Primadona masyarakat sekarang beralih ke tontonan yang lebih fresh. dimana tontonan tersebut memiliki unsur budaya yang tidak sama seperti sebelumnya. Primadona itu bernama Elif, gadis kecil dari turki. era India mulai habis, kemudian digantikan dengan era drama seri turki. Elif adalah pengibar bendera pertama yang sukses dalam penayangannya. padahal sebelum

Cerita Tentang Kopi

Image
Hari ini, atau lebih tepatnya malam ini, saya baru saja menyelesaikan sebuah essay. tulisan itu nantinya akan diikutsertakan dalam sebuah lomba essay. dalam pengerjaannya bisa dikatakan saya membutuhkan energi yang setara dengan sepiring indomie rendang + 3 telur rebus ditambah dengan camilan bertoples-toples. cukup wah buat saya, yang biasanya hanya membutuhkan secangir kopi untuk teman menulis. kebiasaan meminum kopi ini mulai saya hindari setelah ginjal saya divonis memiliki kristal di dalamnya. demi menjaga kesehatan, nikmat kopi saya lupakan. kalau boleh jujur, bagi saya secangkir kopi itu menghidupkan pemikiran. tidak, bukan berarti fikiran saya yang sekarang telah mati. namun lebih tepatnya ingin berusaha lebih hidup lagi. aroma kopi yang wangi itu semerbak menawarkan rindu, kemudian rasa pahitnya akan menebarkan kenikmatan yang tiada tara. tetapi kemudian saya yang munafik ini telah diajari dan diingatkan. bahwasanya kenikmatan kopi itu hanyalah semu, aromanya seak

jendela kosong

Image
dan dibalik jendela itu hanyalah kosong terdiri dari kubus kotor tak bertuan yang mengharap cahaya dari sang Maha tuan dan dibalik jendela itu hanyalah sepi jika kau mencari keramaian sungguh, mereka tengah berlarian okky helja Semarang, 25 juli 2015

Masalah Itu Ada Untuk Diatasi, Begitupula Dalam Ranah Televisi. Laporkan!

Image
Saya sangat heran dengan tayangan televisi zaman sekarang. Mayoritas bisa digolongkan sebagai tontonan yang tidak terklasifikasi sesuai dengan tujuannya. Dibilang sebagai hal yang mendidik, menurut pandangan saya kok nggak pantes. Mau dibilang sebagai hiburan, juga menjadi suatu hal yang berlebihan. Padahal perubahan pola hidup masyarakat di Indonesia terlebih lagi pemudanya, salah satu faktor terbesar ya dari tayangan di televisi itu. Bukan malah sebaliknya.  Masyarakat Indonesia saat ini seolah-olah sedang dicekok’i oleh rezim tak bertahta yaitu televisi. Dia memberikan tayangan tak berkualitas berulang kali sampai mondok dan mengakar di ingatan. Ingatan itulah yang nantinya akan mendikte setiap tingkah laku, ucapan, bahkan emosi. Lalu yang tersisa sekarang hanyalah sebuah ironi, bahwa bangsaku nyatanya telah terjajah oleh sekotak televisi yang katanya menayangkan karya asli milik sendiri.  Penyajian konsep acara di televisi sudah sepantasnya mendapat perhatian yang lebi

Menanggapi Pemakaian Speaker di Masjid, musholla, langgar dll di Lingkungan Sekitar.

Image
akhir akhir ini Indonesia sedang dihebohkan oleh pemberitaan terbakarnya rumah ibadah umat muslim (masjid) di Tolikara, sebuah daerah di bumi Papua. terlepas dari oknum yang melakukannya , saya mencoba menanggapi salah satu spekulasi penyebab amukan warga tersebut. salah satunya adalah mengenai pemakaian speaker atau pengeras suara di Masjid. hal ini pun sangat berhubungan dengan pemberitaan akan adanya pembatasan pemakaiannya di Indonesia ini. adalah sebuah kebutuhan yang mutlak dipergunakannya pengeras suara di masjid manapun, terlebih di Indonesia seiring dengan jumlah penganutnya yang juga banyak. Pemakaian pengeras suara di masjid yang utama adalah untuk menyerukan waktu sholat kepada muslim, dan agar segera mungkin meninggalkan aktivitasnya untuk melakukan ibadah sholat. apalagi hal itu semakin penting apabila rumah jamaah saling berjauhan. selain itu pemakaian pengeras suara juga menjadi hal yang perlu apabila jamaah yang hadir di dalam sholat tersebut membludak, sehing

berapa skor tahun ini?

waktu adalah aliran kekal satu arah. arusnya pelan dan tenang, namun sering membuat orang kecele'. waktu adalah kendaraan yang pasti. kendaraan masal yang tidak memilih penumpang, namun ketika saatnya tiba tidak segan menghapus harap mereka dari kata bertahan. waktu itu seakan hidup, keberadaannya ada namun terlupa. tiap bagiannya bisa menjadi manfaat, tetapi sanggup juga menjadi sebuah kesiaan, terlebih penyesalan. seperti halnya ramadhan kali ini, waktu begitu cepat berlalu. dua puluh sembilan hari berpuasa seperti tidak terasa. kalau saya bilang seperti kemarin saja. saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk menjalani lagi dan lagi hingga tahun ini. Alhamdulillah. berapa skor tahun ini? saya tidak tahu. bahkan untuk bercermin dari tahun yang lalu pun saya tidak tahu. rasanya semua sama saja, mengalir begitu saja. bahkan yang saya ingat, penyesalan selalu menjadi akhir sebelum takbir. ya, puasa kali inipun saya menyesal. rasanya sama sekali belum maksimal. lalu ap

Rindu yang Terpaksa

Image
nggak terasa ramadhan tahun ini sudah memasuki 10 hari terakhir, tidak lama lagi bulan suci yang mulia ini akan meninggalkan kita semua.  perpisahan identik dengan suatu hal yang menyedihkan. hal tersebut bisa diumpamakan sebagai bagian dari kehidupanmu yang seketika menghilang, sedih dan menyakitkan. namun ramadhan adalah bulan yang istimewa, kedatangannya disambut sebagai bulan pembeda. ketika dia datang rasa bahagia merasuk di dada, namun bisa menjadi lebih ketika dia pergi meninggalkan kita. ya, bagi sebagian orang, perpisahan dengan bulan ramadhan adalah suatu yang menggembirakan.  "Barang siapa yang gembira atas kedatangan (bulan) Ramadhan, Allah SWT mengharamkan jasadnya dari api neraka" (HR. al Nasai) sejak bulan lalu, kami selalu bilang merindukanmu wahai Ramadhan. dan sejak itu pula, kami selalu senantiasa memanjatkan doa agar dipertemukan denganmu. takut rasanya apabila usia kami tidak memungkinkan untuk bertemu denganmu wahai bulan suci, bulan

di persimpangan jalan

entah berapa kali saya melewati jalan ini, ratusan? ribuan? mungkin sudah tidak terhitung jumlahnya. dari zaman orok, ingusan, culunnya SD, cupunya SMP, nakalnya SMA, hingga sekarang menjadi anak kuliahan yang nggak produktif, tak satupun masa yang tak melewatinya. jalan ini bagaikan garis kehidupan yang terus berputar. namun apadaya, waktu membuat saya tidaklah sadar. bahkan jalan ini bagaikan urat nadi, berapakalipun darah mengalir di dalamnya saya tak pernah peduli. tetapi kali ini saya ingin menceritakannya, kisah sebuah jalan yang terlupa. jalan ini sama seperti jalan pada umumya di Ibukota, tidak bisa disebut bagus, namun juga tidak pantas disebut buruk. ketika saya bosan dengan kesendirian dan memutuskan untuk mencari keramaian maka inilah garis awalnya. bagi saya, jalan adalah penghubung multifungsi, dari satu daerah ke daerah yang lain, dari satu tempat ke tempat lain, dari semarang ke jogja, melarat ke sukses, pembeli ke penjual, sepi ke ramai, dia ke mereka. Namun ter