Elif, fenomena baru drama turki di Indonesia


Mahabaratha era shaheer sheikh dalam penanyangannya mendulang kesuksesan yang sangat tinggi. Masyarakat indonesia seolah kecanduan dengan adegan para dewa dewi, yang padahal dalam konteks pewayangan jawa mempunyai versinya tersendiri. Mahabaratha kemudian seolah menjadi ibu bagi drama seri India yang berikutnya. satu demi satu drama seri dari negri hindi itu dibeli televisi lokal, dengan maksud mempertontonkannya secara massal. kesuksesan seolah menular, masyarakat senang mendapatkan tontonan yang secara budaya cukup berbeda. Sekarang era itu perlahan-lahan mulai jatuh. persaingan dalam mendulang rating menjadi penyebabnya. Primadona masyarakat sekarang beralih ke tontonan yang lebih fresh. dimana tontonan tersebut memiliki unsur budaya yang tidak sama seperti sebelumnya. Primadona itu bernama Elif, gadis kecil dari turki.

era India mulai habis, kemudian digantikan dengan era drama seri turki. Elif adalah pengibar bendera pertama yang sukses dalam penayangannya. padahal sebelum elif muncul, terlebih dulu ditawarkan tontonan dari negri yang sama yaitu "abad kejayaan". saya bukannya penggemar keduanya, tetapi kalau boleh dibandingkan "abad kejayaan" memang kalah pamor. mungkin ini akibat dari tahta drama seri India yang masih dalam keadaan jaya. kembali lagi ke elif si bocah yang dalam kehidupannya diliputi rasa sedih yang terus menerus. saya mengetahui ini karena setiap hari, selalu dicekoki cerita yang sama oleh ibu saya. elif, elif, dan elif. drama seri ini terbilang cukup berani dalam penayangannya, karena setahu saya mulai dari pukul 12.30 acara itu tayang, akan diakhiri pada pukul 16.30. Istimewa bukan?

segera di trans TV
Secara kualitas cerita, saya lebih menyukai drama turki ketimbang cerita India. bukannya bersifat rasis, namun dalam penyajiannya, drama India lebih terkesan lebay dan berputar-putar. Apalagi secara akar agama, drama dari turki lebih menarik hati. mungkin saya melambung dalam kegembiraan yang dikarenakan seringnya mendengar kalimat Allah dalam suatu drama seri. namun secara keseluruhan baik itu drama turki maupun drama india saya merasa kecewa, karena lagi lagi Indonesia terseret arus kepayahan dalam memilih suatu trend.

kali ini drama turki yang berulah. serangan penayangan dari beberapa stasiun televisi mulai dilancarkan. hal ini menurut saya semata-mata hanya untuk mendulang rating dalam kesempatan. ya, kesempatan yang dimaksud adalah "mumpung penonton lagi seneng". toh itu tidaklah menjadi persoalan besar apabila penayangan selanjutnya memiliki kualitas yang lebih dari sebelumnya. seperti halnya drama korea dan tiongkok yang pernah berjaya jauh di tahun yang lalu. semoga drama turki juga mengesankan hal yang sama. 

lalu bagaimana dengan drama Indonesia? masihkah mau jadi siluman harimau dana serigala?



Comments

Popular posts from this blog

tahap seleksi indonesia power 2016

dear mamah puan, jangan mau jadi ndeso

Jangan takut repot di jalan