Cerita Tentang Kopi


Hari ini, atau lebih tepatnya malam ini, saya baru saja menyelesaikan sebuah essay. tulisan itu nantinya akan diikutsertakan dalam sebuah lomba essay. dalam pengerjaannya bisa dikatakan saya membutuhkan energi yang setara dengan sepiring indomie rendang + 3 telur rebus ditambah dengan camilan bertoples-toples. cukup wah buat saya, yang biasanya hanya membutuhkan secangir kopi untuk teman menulis. kebiasaan meminum kopi ini mulai saya hindari setelah ginjal saya divonis memiliki kristal di dalamnya. demi menjaga kesehatan, nikmat kopi saya lupakan.

kalau boleh jujur, bagi saya secangkir kopi itu menghidupkan pemikiran. tidak, bukan berarti fikiran saya yang sekarang telah mati. namun lebih tepatnya ingin berusaha lebih hidup lagi. aroma kopi yang wangi itu semerbak menawarkan rindu, kemudian rasa pahitnya akan menebarkan kenikmatan yang tiada tara.

tetapi kemudian saya yang munafik ini telah diajari dan diingatkan. bahwasanya kenikmatan kopi itu hanyalah semu, aromanya seakan membawamu ke dunia paralel penuh kebahagiaan dalam tempo yang sementara. bahwasanya kemampuan kopi dalam menghidupkan itu hanyalah fana karena luasnya pemikiran itu selaras dengan dekatnya kamu terhadap sang Mahafikir. Akhirnya saya sadar, andai saja secangkir kopi memang mempunyai kemampuan untuk menghidupkan fikir. hal itu tak lebih karena kuasa dariNya saja.

Saya juga pernah mendengar cerita menarik dari seorang kakak yang dirinya kemudian menjelma sebagai seorang sahabat. dia berkata bahwa, pada mulanya dulu kopi dikenalkan oleh seorang alim ulama. dalam perjalanan spiritualnya, beliau harus berdzikir selama 40 hari tiap malam nonstop. tetapi apadaya kemampuan seorang hamba yang terhadap rasa kantuk saja begitu lemah. selama berkali-kali beliau gagal karena ketiduran, sehingga harus mengulang hitungan hari dari awal lagi. hingga suatu hari ada seorang memberitahunya untuk menumbuk beberapa butir biji yang telah disangrai. hasil tumbukan itu harus diseduh, untuk kemudian diminum selagi panas. setelah beliau mengamalkan apa yang diberitahu oleh seseorang itu, Ia tidak pernah lagi ketiduran.

Kopi itu selayaknya mujizat yang malu. Ia diciptakan oleh Allah sebagai teman malam yang panjang. sihirnya begitu dalam tetapi tidaklah memabukan, Ia dikutuk hanya bagi yang mencinta.

Semarang, 28 juli 2015.
ditulis dalam keadaan mengantuk dan rindu kopi.


Comments

  1. Replies
    1. hehe setuju mas, emang ndak baik. semuanya yg berlebihan itu ndak baik

      Delete

Post a Comment

komentar yang baik, maka kebaikan akan kembali padamu :)

Popular posts from this blog

tahap seleksi indonesia power 2016

dear mamah puan, jangan mau jadi ndeso

Jangan takut repot di jalan