gerimis, malam, dan jalanan

gerimis menyertai semilir angin kota, memeluk ringan di sela - sela jaket. aku memacu motorku pelan menyusuri jalanan malam Semarang. kerlap - kerlip lampu kendaraan menghias sepanjang jalan, membentuk oase indah yang tak terjangkau lengan. sengaja aku arahkan motorku lebih ke kiri sehingga lajunya dapat aku kurangi lagi. akupun heran, hanya dengan menikmati jalanan, semua beban seharian seperti hilang.

dalam dunia ini siapa yang tak suka dengan keramahan pagi, lalu jangan lupakan sore dengan segala keelokannya, tetapi tak ada yang lebih aku suka dari cara malam menjemput manusia. malam adalah panggilan pulang, ia menghantarkanmu dalam naungan angan - angan. malam itu bebas, karena itu ia tak terbatas. dan saat ini aku tengah berada di zona tanpa batas itu.

aku menyukai kesendirian ini. gerimis, malam, dan jalanan, sebuah perpaduan yang membuatku merasa dimanja oleh Tuhan. bukankah kebahagiaan tidak selalu terukur oleh sesuatu yang bernilai tinggi, sedangkan dengan segala kesederhanaan ini, akupun bisa dengan mudah untuk bahagia. sebenarnya momen seperti ini tidak serta merta selalu membawa kebahagiaan. kebahagiaan adalah tentang pilihan, dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun itu, jika aku ingin berbahagia, maka aku akan melakukannya. hanya saja keadaan ini seolah menjadi pereda, entah itu duka, entah itu kecewa.

gerimis berubah menjadi hujan deras, kali ini aku berhenti untuk menepi. ya, aku harus menepi. bukan berarti karena aku mencintai hujan maka aku akan rela diterjang, bukankah seorang pernah berkata bahwa cinta tak harus bersama? lagipula malam masih panjang, mungkin Tuhan sengaja, agar aku bisa lebih lama menikmatinya.

aku berdiri di pojokan sebuah tenda warung pecel bersama dengan belasan orang lainnya. kami memandang langit dalam diam, entah apa yang ada di pikiran mereka, aku tidak perduli. bahkan bagiku mereka hanya seperti patung - patung mannequin yang samar keberadaannya. aku tengah sibuk, sibuk untuk bertanya, lalu sibuk untuk menjawab. aku lebih memilih untuk berperan ganda daripada menjadi salah satu diantara mereka.

"apakah hujan ini akan turun untuk selamanya?" aku memulai percakapan ini.

"kau bercanda?" sebagian diriku yang lain membantah "tentu saja tidak. mereka akan segera reda"

"oh, apa yang aku pikirkan. tentu saja hujan ini akan segera reda"

"iya, percayalah"

"ya aku percaya itu, tapi setidaknya, sisakan satu potongan gerimis untukku"

...




Comments

  1. Gerimis? sesuatu yang menghadirkan keromantisan untuk menepikan hati yang lagi ingin sendiri.
    sendiri? Sendiri adalah bentuk penghargaan pada sunyi bahwa tidak selamanya sepi itu horor, tapi ia adalah penjelmaan dari ketenangan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. gerimis? adalah saat dimana tingkat kelezatan indomie meningkat hehehe
      sendiri? sendiri adalah saat dimana kita butuh teman hidup :"

      Delete
  2. Betul banget nih.. kebahagiaan tidak terukur dari mewahnya sesuatu, tapi bagaimana kita menyikapinya, seperti sesuatu yang sesederhana sekalipun~

    ReplyDelete
  3. gerimis itu momen paling gue gak suka... dia gagal memilih, antara hujan dan cerah! huh..
    mending sekalian hujan daripada gerimis bentar trus ujan deres..
    atau gerimis aja sekalian terus.. gak usah hujan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. yaaah kita nggak jodoh dong bang :(
      padahal saya cuka loh :(

      Delete
  4. saya nggak paham mas. selain karena cara penulisannya yang indah sya nggak tahu lagi maksudnya apa

    gerimis, jalanan, malam, saya malah memikirkan seeorang yang dalam kelelahan mencoba untuk mensyukuri semua nikmat yang sudah didapat

    ReplyDelete
  5. Tjakep nih!
    Mendayu-dayu gimana gitu. Malam, hujan, riuh jalanan.
    Gue juga sependapat dengan lo. Nggak harus dengan benda yang bernilai tinggi, untuk kita membahagiakan diri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. tjakep nih, layaknya raisa dipadupadankan dengan pevita huehehehe.
      yap, dengan secangkir kopi aja saya udah bahagia kok bro hehe

      Delete
  6. Kalo udah gerimis malam dan gue lagi di jalanan, itu terasa adem banget. Bahkan gue akan membuka kaca helm untuk merasakan segarnya air hujan.

    Sebenarnya gue juga gak ngerti maksud cerita ini.Gue hanya menikmati setiap lo bertutur kata demi kata menjadi kalimat dengan akhiran yang senada. Semoga hujan reda dan lo bisa kembali ke rumah dengan dingin malam yang terbawa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. seperti jalanan milik sendiri ya bro hehe

      makasih bro :D

      Delete
  7. gerimis memang seperti anugrah yg diberi tuhan kepada kita. dngan datangnya grimis, inspirasi datang ketenangan pun terasa

    ReplyDelete
    Replies
    1. inspirasi datang, kenangan mantan pun hilang. makasih gerimis :p

      Delete
  8. gila dari pengalaman neduh di pinggir tukang pecel, bisa jadi tulisan keren yang kaya akan diksi gini wiiih. Ntap!

    ReplyDelete
    Replies
    1. pengen kayak gini? makanya makan pecel! huehehehehe.
      makasin bro

      Delete
  9. Gerimis malam-malam, sesuatu yang paling horor untuk saat ini.

    Aku malah mengartikan kalo gerimis atau hujan disini adalah rintangan dalam hidup. Dalam percakapan dengan diri sendiri itu mungkin sedang menanyakan, apakah rintangan hidup ini akan terus berlangsung. Mungkin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kenapa bro? karena teringat mantan? ih ceyeem

      boleh jadi diartikan seperti itu hehehe

      Delete
  10. Bahagia emang sederhana.. gue juga pernah ngerasain itu, menikmati suasana Semarang, jalanannya, sore harinya... kadang hanya dengan menikmati itu kita bisa merasa bahagia...

    Apalagi saat gerimis, momennya kadang lebih terasa syahdunya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bahagia itu selalu sederhana bang, cuman kitanya aja yang mau - maunya bikin ribet hehe

      Delete

Post a Comment

komentar yang baik, maka kebaikan akan kembali padamu :)

Popular posts from this blog

tahap seleksi indonesia power 2016

dear mamah puan, jangan mau jadi ndeso

Jangan takut repot di jalan