Menjadi Seorang Pekerja Shift yang Baik dan Benar
Marno adalah seorang buruh di salah satu
pabrik tekstil terbesar di Indonesia. Dari puluhan job desk yang ditawarkan
disana, tugas Marno hanya satu, ndondomi dari awal shift sampai pergantian
shift, nggak kurang dan nggak lebih. Berbeda dengan Marno, Rokhim terbilang
bekerja dengan lebih variatif. Pasalnya, walaupun ia hanyalah seorang satpam di
suatu bank bilangan Jakarta pusat, tetapi job desknya lebih padat. Jika ia
dapat jatah masuk pagi, maka tak terelakan tugas jaga, njabut karcis, bahkan
markiri mobil menjadi makanannya saat itu. Dan jika ia dapat jatah masuk malam,
tugas ronda yang bisa diselingi main sekak menjadi rundown utamanya.
Marno dan Rokhim adalah sahabat semenjak
berada di kandungan, masing - masing ibunyalah yang menjadikannya seperti itu.
ketika kecil, Marno bercita - cita menjadi seorang pilot, ya hanya pilotlah
cita - cita Marno yang paling masuk akal selain menjadi Spiderman, Gundam, dan
juga Jiban. Sedangkan Rokhim, walaupun masih kecil, tetapi ia teguh dengan
pendiriannya yaitu menjadi seorang pemain sepakbola yang mendunia. Tapi naas,
garis nasib keduanya berkata lain.
Dari dua macam pekerjaan Marno dan Rokhim
di atas, ada satu kesamaan. Baik Marno maupun Rokhim, keduanya telah ditakdirkan
untuk menjadi seorang pekerja shift. Marno dengan empat regu dan tiga shiftnya,
sedangkan Rokhim dengan tiga regu dan dua shiftnya. Marno dengan 8 jam
kerjanya, sedangkan Rokhim dengan 12 jam kerjanya. Marno dengan formasi
2p-2s-2m-2l sedangkan Rokhim dengan formasi 3p-3m-2l. Walaupun mereka sama -
sama jenuh, tetapi setidaknya hasil rela jenuh mereka bisa membahagiakan
keluarga. Hanya saja, ada satu hal yang merepotkan mereka berdua, masuk angin.
Marno paling malas kalau sedang shift
malam, karena ia harus rela menerjang dinginnya angin malam hanya untuk
ndondomi saja. Sedangkan Rokhim sebenarnya nggak benci - benci amat dengan
shift malam, karena hanya saat shift malamlah ia bisa bekerja sambil bermain.
Tetapi tidak bisa dipungkiri, kualitas angin malam memang tidak begitu bagus
untuk tubuh rokhim. Suatu hari ketika memasuki shift malam kedua, Marno jatuh
sakit, gejalanya tidak salah lagi adalah masuk angin. Sebagai sahabat yang baik
dan pengertian, Rokhim memboyong istri beserta kedua anaknya untuk menjenguk
Marno di rumahnya.
"Dirimu masuk angin lagi No?"
"Penyakit apa lagi yang sudi menjarah
kesehatanku kecuali masuk angin, kamu sebagai sahabat seharusnya tahu akan hal
itu" Jawab Marno sedikit ketus mendengar pertanyaan satu jawaban dari
Rokhim
"hehehe.. ya ndak usah jengkel gitu
No, kamu sebagai sahabat seharusnya juga tahu kalau aku ini tengah intermezzo
membuka sebuah obrolan saja"
"iya deh iya.. eh betewe, istri
dan anak - anakmu kemana? kayaknya tadi aku mendengar suara - suara
mereka."
Rokhim menarik kursi di ujung samping
lemari ke arah kasur pesakitan Marno sambil menjawab "tuh sedang di luar
ngobrol sama istri dan anak - anakmu.. udah biarkan saja mereka dengan
dunianya, sedangkan kita bisa ngobrol berdua"
"oh gitu, yaudah"
"eh, ngomong - ngomong kamu ndak
merasa bosan gitu dengan keadaan yang gini - gini aja?"
"maksud kamu Khim?" tanya Marno
sembari mengernyitkan dahi.
"ya gini, kerja, masuk angin, kerja,
masuk angin gitu terus aja nggak mandek mandek."
Marno diam
"Sebagai seorang satpam teladan,
tubuhku harus sehat. Lha gimana bisa ngejar maling kalau tiap seminggu 3 hari
tubuh ini remuk akibat digeber buat merasakan dinginnya angin malam"
Rokhim melanjutkan cerocohnya ke Marno.
Marno masih saja diam, terlihat dia tengah
menerawang langit - langit memikirkan sesuatu.
"No, kita harus berubah, revolusi
No.. revolusi, seperti kata presiden kita!"
Kali ini, dengan tubuh yang ringkih Marno
mulai bergerak. Ia bangkit, berjalan, mengambil gelas di meja ujung ruangan,
menuangkan air putih, meminumnya, kemudian kembali kagi ke kasur. Sembari
berjalan menuju kasur hingga duduk, Marno berucap.
"Khim, sebagai pekerja shift kita
harus bersyukur karena sesungguhnya masih banyak orang - orang yang tidak
seberuntung kita. Aku lulusan SD, sedangkan kamu nyaris tidak lulus SD, apalagi
yang kita harapkan selain ini? kita harus profesional Khim, baik lahir maupun
bathin."
kali ini Rokhim yang terdiam, entah
mungkin ia tersinggung dibilang hanya nyaris lulus SD, entah ia tengah masuk
dan berfikir kedalam pembicaraan Marno.
"Aku memang bosan dengan pekerjaan
ini, lalu kenapa? bisa saja rasa bosanku ini tengah dicatat oleh Tuhan sebagai
bentuk perjuanganku dalam sebuah pekerjaan. itu juga berlaku terhadapmu Khim.
Aku memang sering sakit - sakitan, tapi asal kamu tahu Khim, sakitku ini buah
dari profesiku, bukan dari angguranku di rumah saja, kamupun harus mengerti
itu. Yang bisa aku lakukan hanya ndondomi khim, hanya itu. tapi setidaknya aku
bisa menjadi seorang pendondom terbaik di pabrikku"
...
Malam itu, sekembalinya dari rumah Marno
sahabat terkasihnya, Rokhim pulang dalam keadaan yang penuh motivasi dan penuh
kebahagiaan. Ia amat sangat bahagia karena tidak disangka ternyata Marno adalah
pahlawan yang melebihi Spiderman, Gundam, dan juga Jiban. Marno adalah pahlawan
sejati yang selalu ikhlas dalam bekerja, apapun kondisinya. Kini tekad Rokhim
berapi - api karena perkataan Marno. Jika ia sekarang tidak bisa menjadi apapun
yang diinginkannya, setidaknya ia bisa menjadi seorang pekerja shift yang baik
dan benar, yaitu menjadi seorang satpam terbaik di dunia.
Comments
Post a Comment
komentar yang baik, maka kebaikan akan kembali padamu :)