cerita kita selalu sama

Cerita kita selalu sama, bukan tentang aku, bukan pula tentang kamu, melainkan konsep - konsep kaku yang selalu tertulis di buku catatanku. Tak ada nama khusus, tak ada embel - embel bertuliskan 'buku harian', hanya hitam dan sedikit kusut. Kamu tahu bahwa buku itu sebagian dari diriku, setidaknya itu yang aku tahu.

Cerita kita selalu sama, berkumpul menjadi satu, tetapi hati kita enggan menjadi satu. Tawa itu, Semangat yang memecah sunyi itu, bahkan selisih penuh kasih itu, semua palsu. Aku adalah bagian dari arus organisasi penuh paksa, dimana cinta hanya sebagai oase pemutus lelah. Yang kemudian ikut menghilang bersama lelah - lelah itu. Aku mengerti, tetapi hati enggan untuk memahami.

Cerita kita selalu sama, mengulang dan terus mengulang tanpa lelah. Aku dan kamu selayaknya rantai yang melingkar di atas gerigi, jika berhenti hanya akan menambah keringya hidup kami. Dulu kamu pernah berkata, bahwa kamu lelah terus menerus diterjang lautan berombak. Tetapi setelah laut berangsur tenang, kamu pergi dengan alasan bosan. Lalu kemudian, cerita kita mengulang.

Aku harap, cerita kita tidak akan menjadi sama. Mungkin aku dan kamu memang sama, sehingga tidak selayaknya kita bersama. Aku lelah, kamupun lelah, karena suatu hal yang terpaksa membutuhkan energi yang benar megah. Ini saatnya kita berpisah, atau sama - sama kita saling mengalah. Aku harap kamu paham, karena aku juga sedang berusaha untuk mengerti hingga dalam. 

Kini cerita kita tidak sama, tidak ada aku, tidak ada pula kamu, karena kita telah seiya sekata untuk merangkai jalan kita masing - masing. Dan jika nanti kamu merasakan hal yang sama lagi, dan lagi. Aku ingin kamu mengerti, bahwa cinta itu berharap untuk dipupuk, dirawat dengan penuh kasih sehingga tidak berangsur - angsur lapuk. bukan untuk diabaikan sehingga mekar dengan sendirinya.