Romantisme, Aku dan Kau


di sebuah ruang aku dan kau saling bertukar pandang. dengan ditemani secangkir kopi hitam, aku mampu menghayatimu dalam diam. waktu seakan menguap meninggalkan kita dalam bisu yang mengendap. sesekali jeda suara terdengar, mengisyaratkan kulit kita yang tengah beradu bergesekan. suara itu begitu lembut nyaris tak terdengar, namun apa daya sunyi ini membuatnya riuh. keempat sisi dinding seakan menjadi saksi, betapa intimnya kita malam ini.

esok hari, dalam ruang yang sama aku dan kau saling bertemu. hanya saja kali ini kita berteman hujan yang getarannya seakan merasuk ke jasad. kau merasakannya bukan? di tengah deru hujan yang kian deras, aku meresapi bagianmu yang lain. tak ada beda, semuanya begitu merasuk bagaikan candu yang mengalir ke ubun ubun. kata orang, suasana ini adalah suasana surga untuk kita habiskan berdua. akupun mengamininya.


beda halnya dengan hari ini. ingin sekali kau kuajak duduk bersila beralaskan pasir. kita menyatu dengan alam, menatap horizon yang sama dari garis pantai. sesekali kita duduk berpangkuan di atas kursi, menikmati lingkar laut dari sudut yang berbeda, dan mendengar deburan ombak dari jarak yang tak sama. aku begitu paham betapa indah alunan melodi the great symphonie dari franz schubert, tetapi irama laut ini lebih dalam merasuk kalbu. kita terlena hingga fajar tenggelam.

hari ini tepat sebulan kita telah bersama, kuajak kau kembali ke peraduan. ke sebuah ruang saksi awal jumpaku denganmu yang tak berselubung. ketika itu, aku sendiriliah yang membuka. apakah kau masih mengingatnya? hingga saat ini, hampir seluruh bagianmu telah aku jamah. hampir semua intisari yang ada pada dirimu merasuk ke otak sebagai memori, juga sebagai kenangan. apakah ini pertanda dari sebuah perpisahan?

inilah, hari terakhir aku bersamamu. kucoba untuk menikmati bagian dari dirimu yang tersisa. aku tak peduli jika semua berakhir dengan cintaku yang kian dalam terhadap dirimu. kuharap romantisme antara aku dan kau akan terjalin lagi. seperti sebuah rantai, doaku adalah bertemu dan terhubung dengan penerusmu yang baru. hingga nanti ruang rindu ini akan selalu menjadi saksi, entah itu denganmu ataupun dengan penerusmu.

surat cinta, untuk semua buku buku yang setia menemani sepiku. :)



Comments

  1. Diksi kayak seorang penyair nih gan, saya suka

    oh ya, awal paragraf pake dialog dong.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, terima kasih :)
      hehe sebenarnya ini lebih ke semacam monolog gitu :)

      Delete
    2. Ah itu maksudnya awal paragraf pake huruf kapital

      Delete
    3. ooh, okey thanks buat koreksinya :D

      Delete
  2. ane pun sempet senyum mupeng saat menulisnya hehe
    btw thanks ya :D

    ReplyDelete
  3. Monolognya keren, pake banget. Satu hal tentang diksinya, azek.

    ReplyDelete
  4. keren bro, terbawa ke suasana banget
    Salam kenal :)

    ReplyDelete

Post a Comment

komentar yang baik, maka kebaikan akan kembali padamu :)

Popular posts from this blog

tahap seleksi indonesia power 2016

dear mamah puan, jangan mau jadi ndeso

Jangan takut repot di jalan